Rabu, 11 November 2020

Bukit Batu

SEI GOHONG



    Desa Wisata Sei (Sungai) Gohong terletak di Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Desa yang kental dengan budaya adat suku Dayak yang masih dijaga hingga saat ini, menjadi kekayaan tersendiri bagi masyarakat setempat.

    Sungai Batu, begitulah masyarakat setempat menyebutnya, merupakan salah satu destinasi wisata yang awalnya dikelola oleh masyarakat secara swadaya. Semenjak pengelolaannya dilanjutkan pemerintah setempat, Sei Batu pun semakin berkembang menjadi wisata favorit di Kota Palangka Raya.

    Desa Wisata Sei Gohong adalah desa kecil yang memiliki potensi wisata bagi para wisatawan maupun masyarakat lokal. Lokasinya yang cukup dekat dengan pusat kota, memungkinkannya banyak dikunjungi. Tak heran, tempat wisata yang satu ini selalu ramai di akhir pekan.



    Berjarak sekitar 35 km dengan menempuh jalur darat, waktu tempuhnya hanya menghabiskan waktu ± 40 menit perjalanan. Sementara, perjalanan dari Desa Wisata Sei Gohong melalui jalan besar menuju lokasi tujuan berjarak ± 500 meter.

    Selain bersantai, di sini pengunjung bisa menyewa ban dengan berbagai ukuran. Harga sewa ban kecil untuk berenang seharga Rp5 ribu, ban ukuran sedang dihargai Rp10 ribu/orang, dan ban besar dihargai Rp15 ribu.

    Untuk harga tiket masuknya, pengunjung dikenai tarif sebesar Rp7.500/orang. Tak hanya berenang, pengunjung juga bisa menikmati suasana hutan alam dengan bersantai di gazebo yang dapat disewakan dengan harga Rp25.000/jam.

    Sungai Batu atau Sei Gohong merupakan tempat wisata yang memiliki pesona yang ajaib dengan latar hutan dan sungai. Gemericik air, bebatuan yang tersusun secara alami kian menguat kesan ajaibnya. Ketika debit airnya tinggi, sungai ini pun menjadi lokasi olahraga arung jeram.

    Di dalam kawasannya, banyak terdapat spot foto menarik, seperti jembatan yang dihiasi payung warna-warni. Selain itu ada beberapa lokasi wisata budaya masyarakat suku Dayak yang berada tak jauh dari lokasi bernama Pasah Patahu (rumah kecil keramat) dan Sandung (tempat penyimpanan tulang belulang).


    Sungai wisata ini memiliki ruas yang cukup panjang dengan arusnya yang tenang. Bisa dibilang, wisata ini cukup aman sebagai area bermain anak-anak. Tempat ini tidak pernah sepi di akhir pekan, apalagi di hari-hari liburan tiba.

    Kendati cukup aman bagi anak-anak, para orang tua tetap disarankan untuk mengawasi anak-anaknya lantaran kedalaman sungai berbeda-beda. Hal tersebut ditambah lagi dengan banyaknya bebatuan di pinggir sungai.

    Keamanan dan Kebersihan sangatlah diutamakan di tempat ini. Jadi, jangan heran apabila pengunjung nantinya bertemu dengan para petugas yang berpatroli di sekitar lokasinya.

    Air sungai Sei Gohong berada di hutan dengan keindahan pepohonan hijau yang rimbun. Keunikannya sendiri terdapat pada air sungai yang berwarna hitam kemerah-merahan seperti air teh.


    Warna tersebut disebut berasal dari akar dan batang pohon gambut. Meski begitu, tentu kualitas airnya masih terjaga, bersih, dan segar; belum terkontaminasi. Bebatuan di sepanjang tepian sungai pun tak luput menambah panorama alamnya yang asri.

    Desa Wisata Sungai Gohong ini sendiri juga difasilitasi dengan warung-warung penjual makanan-minuman, lahan parkir yang cukup luas, penyewaan peralatan renang, dan spot foto di alam hutan. Fasilitas juga kian lengkap berkat adanya gazebo, ruang ganti, toilet umum dan taman bermain anak.

    Nah, untuk bermalam di sekitar lokasi, pengunjung bisa menginap di Villa Bougenville Sei Gohong yang beralamat di Jalan Gohong Batu, Sei Gohong, Bukit Batu, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Terdapat tiga pilihan harga per malamnya, yakni Rp250.000, Rp300.000, dan Rp350.000/malam.

 Palangkaraya

RUMAH ADAT KALIMANTAN TENGAH



    Hampir setiap provinsi di Indonesia punya rumah adatnya masing-masing. Jika liburan ke Palangkaraya, sempatkan melihat Rumah Betang khas Suku Dayak.

    Sudah sejak dulu, Suku Dayak telah mendiami Kalimantan Tengah dan beberapa provinsi lain di Kalimantan. Keberadaan Suku Dayak pun semakin meramaikan khazanah budaya Nusantara, khususnya lewat Rumah Betang yang menjadi kediaman mereka.

    Bagi traveler yang tengah berkunjung ke Palangkaraya di Kalteng dan ingin melihat rumah adat Dayak, langkahkan saja kaki kamu ke Jalan DI Panjaitan No 3, Palangkaraya. Di sana traveler bisa menemui gedung Balai Budaya Eka Tingang Nganderang yang berbentuk Rumah Betang.


    Secara teknis, Rumah Betang selalu memiliki bentuk rumah panggung dan dibuat memanjang. Kayu ulin yang terkenal keras pun menjadi bahan utama dari Rumah Betang.

    Di bagian tengah rumah, sebuah anak tangga dengan dua sisi pun menjadi penghubung antara halaman dan rumah. Di bagian depan rumah pun lazim dijumpai beberapa tiang Sapundu yang umum digunakan untuk mengikat binatang dalam upacara adat.

    Itu baru di bagian depan, jangan lupakan bagian belakangnya. Umumnya, di bagian belakang rumah dapat ditemukan sebuah bangunan kecil yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil panen hingga sejata. Bahkan ada juga bangunan khusus untuk menyimpan tulang keluarga yang telah meninggal hingga rumah pemujaan leluhur.


    Adapun sebuah Rumah Betang memiliki tiga komponen utama yang harus ada. Antara lain ruang depan sebagai tempat pelaksanaan upacara adat, Karung atau bilik keluarga yang menjadi tempat tidur, serta likid atau ruang dapur. Sejumlah ukiran yang erat kaitannya dengan budaya Dayak pun banyak menghiasi rumah.

    Namun di balik bentuk fisiknya yang memanjang dan kokoh, tersimpan makna yang dijaga turun temurun dari leluhur. Mulai dari gambaran tata desa, organisasi sosial hingga sistem kemasyarakat, semua tertuang dalam satu Rumah Betang.

    Diketahui, kalau satu Rumah Betang selalu dihuni oleh satu keluarga besar yang terdiri dari beberapa keluarga kecil. Di mana dalam satu keluarga besar dipimpin oleh seseorang yang dikenal sebagai Pembakas Lewu.

    Secara sosial, Rumah Betang pun menjadi tempat penanaman nilai keluarga hingga wadah untuk saling bertukar pikiran. Tidak mengapa, komunitas Dayak sangat erat satu sama lain. Nilai itu lah yang ditanamkan lewat Rumah Betang.

    Dalam beberapa Suku Dayak, pembangunan Rumah Betang pun dilakukan dengan tata cara dan persyaratan tertentu. Mulai dari lokasi rumah yang harus berada di hulu sampai arahnya yang harus sejajar dengan matahari terbit, tidak sembarangan.

    Nah, gedung Balai Budaya Eka Tingang Nganderang yang terletak di pusat kota Palangkaraya juga dibuat semirip Rumah Betang aslinya. Hanya saja, gedung ini lebih dipakai sebagai tempat pertemuan hingga tempat pembelajaran budaya dan tidak ditinggali seperti Rumah Betang asli.

    Namun walau begitu, traveler bisa mengagumi interior dan eksterior Balai Budaya Eka Tingang Nganderang saat liburan ke Palangkaraya. Tidak ada salahnya memperkaya pengetahuan dengan berkunjung langsung ke sana.

 Palangkaraya

KALAWA WATERPARK



    Kalawa Waterpark adalah solusi untuk family gathering yang lebih menyenangkan. Dengan suasana di area kolam renang, memungkinkan dalam segala hal menjadi lebih bermakna. Bermain dan berkumpul bersama keluarga diiringi alunan musik.

    Kalawa Waterpark merupakan wahana air terbesar dan sangat populer di Kalimantan Tengah yang mulai beroperasi pada tahun 2012. Tak heran banyak orang yang ingin berkunjung. Alamatnya ada di Jalan Tjilik Riwut, Jekan Raya, Palangka Raya. Destinasi wisata ini dibangun di atas lahan yang luasnya sekitar 3 hektar.

    Satu-satunya waterpark di Kota Palangka Raya ini memiliki berbagai macam wahana air yang bisa dinikmati. Selain berbagai wahana, fasilitas lain yang disediakan juga terbilang lengkap. Ada loker besar yang juga dapat disewa dengan harga 10 ribu dan loker berukuran kecil seharga 5 ribu.

    Selain itu, ada juga ruang ganti yang nyaman, kamar mandi dan toilet, serta panggung hiburan. Di Kalawa Waterpark pun tersedia gazebo untuk para pengunjung yang ingin bersantai, tarif yang dikenakan sebesar Rp50.000 selama 2 jam.

    Kalawa Waterpark dapat dikunjungi setiap hari mulai pukul 09:00 WIB hingga pukul 17:00 WIB. Untuk harga tiketnya pada hari Senin-Jumat 45 ribu, sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu dikenai tiket masuk 65 ribu. Jika datang saat hari libur nasional tarif masuknya 75 ribu.

    Bagi pengunjung yang membawa anak dibawah umur 2 tahun, digratiskan alias tidak perlu membeli tiket. Terkadang, destinasi wisata ini juga memberikan promo tiket.


    Sejumlah wahananya menawarkan pengalaman wisata seru bersama keluarga maupun teman, seperti Kalawa Slide, Kiddy Pool, dan Lazy River. Di area Kalawa Slide atau Kolam Seluncur, pengunjung dapat menjajal permainan yang menguji adrenalin. Misalnya saja seluncuran air dan meluncur dengan ban dari ketinggian sekitar 8 meter.

    Jika datang bersama keluarga dan membawa anak-anak sangat cocok jika bermain di area Kiddy Pool. Kalawa Waterpark memiliki banyak permainan sederhana yang sangat menyenangkan contohnya berbagai seluncuran yang lebih kecil hingga ember tumpah.

    Selain itu, di Kalawa Waterpark juga terdapat Lazy River yang merupakan kolam arus di mana para pengunjung dapat menikmati sensasi mengejutkan dengan berkeliling di kawasan waterpark melewati air terjun mini serta gua buatan.


    Tak hanya itu, keseruan lainnya dapat dinikmati pengunjung terutama untuk anak-anak yaitu bermain dan mandi salju. Sensasi yang diberikan tentu berbeda dengan wisata lainnya. Kalawa Waterpark juga sering mengadakan acara-acara menarik seperti di bulan Juni lalu ada kelas memasak untuk anak-anak.

    Bagi para pengunjung yang ingin menyimpan barang di loker tidak perlu khawatir karena keamanannya terjamin. Jika berkunjung, Anda harus mematuhi setiap peraturan yang berlaku demi kenyamanan dan keselamatan bersama karena ini adalah prioritas utama dari Kalawa Waterpark.

    Kalawa Waterpark berada di Bukit Tunggal, Jekan Raya, Kota Palangka Raya. Lokasi yang sangat strategis, berada di tepi Jalan Trans Kalimantan, membuatnya mudah ditemukan. Destinasi wisata ini berada tepat di depan Gereja Betesda dan Masjid Al Muhajirin.

    Bagi yang berasal dari luar Kota Palangka Raya, jarak dari Bandara Tjilik Riwut menuju Kalawa Waterpark membutuhkan waktu sekitar 32 menit dengan jarak 19 km melalui Jalan Ahmad Yani. Sedangkan bagi pengunjung yang berada di Kota Palangka Raya, jaraknya cukup dekat yaitu 12 menit dari Bundaran Besar Palangka Raya.

    Untuk penginapan terdekat, ada banyak pilihan seperti Hotel Grand Global. Hotel yang beralamat di Jalan Tjilik Riwut No 10-13 ini berjarak 13 km dari Bandara Tjilik Riwut. Dilengkapi dengan free wifi, mini bar, area parkir, dan dekat dengan restoran. Tarif per malamnya seharga Rp470.848 hingga Rp769.000 termasuk pajak.

 Kalteng-Kalbar

TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA



    Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya merupakan Kawasan konservasi yang menjadi taman nasional yang terletak di jantung Pulau Kalimantan, tepatnya di Perbatasan Antara Provinsi Kalimantan Barat dengan Kalimantan Tengah. Kawasan ini memiliki peranan penting dalam Fungsi hidrologis sebagai catchment area bagi Daerah Aliran Sungai Melawi di Kalimantan Barat dan Daerah Aliran Sungai Katingan di Kalimantan Tengah.

    Kawasan hutan Bukit Baka-Bukit Raya Merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan tropika pengunungan yang mendominasi puncak-puncak Pegunungan Schwaner. Bukit Baka-Bukit Raya merupakan gabungan Cagar Alam Bukit Baka di Kalimantan Barat dan Cagar Alam Bukit Raya di Kalimantan Tengah. Penetapan Kawasan Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 281/Kpts- II/1992, tanggal 26 Februari 1992 seluas 181.090 Ha.


    Masyarakat asli yang berada di sekitar taman nasional merupakan keturunan dari kelompok suku Dayak Limbai, Ransa, Kenyilu, Ot Danum, Malahui, Kahoi dan Kahayan. Karya-karya budaya mereka yang dapat dilihat adalah patung-patung kayu leluhur yang terbuat dari kayu belian, kerajinan rotan/bambu/pandan dan upacara adat. Secara tradisional masyarakat suku Dayak tinggal sekeluarga di rumah panjang yang disebut Betang. Pemerintah desa dipegang oleh lembaga adat yang dijalankan oleh kepala adat. Hukum adat yang berlaku pada masing-masing desa umumnya mengatur hubungan sosial antar warga desa misalnya perkawinan, perceraian, pemakaian lahan, tata cara pembukaan ladang pada bekas ladang maupun hutan yang masih asli, penebangan pohon dan pemanfaatan hasil hutan.



    Puncak Bukit Baka dapat ditempuh sekitar tujuh jam perjalanan dari Dusun Nanga Juoi Kecamatan Manukung. Pendakian, menyelusuri sungai dan pengamatan satwa/tumbuhan, wisata budaya. Ketinggian Bukit Raya sekitar 2.278 meter dpl, suhu udara antara 7° – 10°C. Lama pendakian dari Nanga Jelun-dung, dusun Rumokoy, Mihipit, Hulu Labang, Birang Merabai sampai ke puncak bukit sekitar 3-4 hari. 


 Palangkaraya

TUGU SOEKARNO


    Dalam agenda mengunjungi beberapa daerah di Kalimantan untuk meninjau calon ibu kota baru Indonesia, Presiden Joko Widodo alias Jokowi menyempatkan diri menyambangi Tugu Soekarno yang terletak di Kota Palangkaraya , Kalimantan Tengah.

Kunjungannya tersebut diabadikan nya dalam akun instagram pembimbing, Kamis (9/5/2019).

“ Inilah tiang batu pertama yang menjadi penanda dibangunnya Kota Palangka Raya. Dipancangkan oleh Presiden Soekarno pada 62 tahun lampau tak jauh dari pinggir Sungai Kahyangan, tugu ini menjadi pengingat dibangunnya sebuah kota di tengah hutan belantara Kalimantan , ”isi keterangan pada unggahan Jokowi. 

“ Saya menyambangi Tugu Soekarno ini kemarin, saat tengah meninjau Kalimantan Tengah untuk melihat langsung salah satu lokasi yang jadi alternatif pemindahan ibu kota negara,” lanjut keterangan dalam unggahan Jokowi.

    Tugu ini merupakan landmark bersejarah Kota Parangkaya. Letaknya tak jauh dari Bundaran Besar sebagai pusat kota, tepatnya berada di Jalan S Parman, di sisi Sungai Kahayan yang merupakan sungai terbesar di Kalimantan Tengah. Dalam buku berjudul “Soekarno dan Desain Rencana Ibu Kota RI di Palangkaraya”, pada tahun pembuatan tugu ini, Sang Proklamator telah menggagas pemindahan ibu kota Indonesia ke kota Palangkaraya.

    Tugu yang memiliki 17 pancang yang menandakan tanggal berdirinya ini menjadi salah satu tujuan wisata di Kota Palangkaraya. Tiang utama pada tugu ini memiliki tinggi sekitar enam meter. Di bawahnya tertulis pahatan yang berisikan kisah pembangunan pertama Kota Palangkaraya. Tugu ini didesain sebagai taman di tengah kota. Pepohonan rindang dan tempat duduk berbentuk tribun yang makan tugu membuat wisatawan akan betah berlama-lama di sini. Selain itu, prasasti yang berada di sisi sungai terbesar di Kalimantan Tengah membuat taman kota ini menjadi salah satu tempat terbaik menikmati senja di tepi Sungai Kahayan dengan pemandangan Jembatan Kahayan.


    Pada hari yang sore, wisatawan bisa menyaksikan indahnya matahari terbenam dari belakang Jembatan Kahayan. Di malam hari, wisatawan dapat menyaksikan indahnya Sungai Kahayan yang Inframerah lampu warna-warni.





 Palangkaraya

TAMAN KOTA



    Taman Kota Palangkaraya merupakan salah satu pilihan favorit bagi masyarakat Kota Palangkaraya ataupun para pendatang yang berkunjung ke kota yang dirancang langsung oleh Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno ini untuk menghabiskan waktu luang mereka.

    Lokasi dari Taman Kota Palangkaraya yang juga mempunyai sebutan lain yaitu Taman Perjuangan ini berdekatan dengan Kantor Gubernur Kalimantan Tengah. Hampir setengah bagian dari taman kota ini dibatasi oleh benteng yang didesain dengan relief-relief yang menunjukkan perjuangan masyarakat Palangkaraya dalam merebut kemerdekaan bagi Negara Indonesia. 


    Selain relief-relief perjuangan masyarakat Palangkaraya sebagai penghias taman kota, di taman ini pula terdapat relief yang merepresentasikan Sumpah Pemuda dimana terdapat lima orang yang berasal dari suku yang berbeda di Indonesia yang saling berpegangan. 

    Selain sebagai tempat bersantai, Taman Kota Palangkaraya juga dijadikan sebagai tempat berkumpul bagi beberapa komunitas seperti komunitas pecinta sepeda dan juga sebagai tempat belajar bagi para mahasiswa dan pelajar dari sekitar Kota Palangkaraya. 


    Kota Palangkaraya dulunya disiapkan Presiden Soekarno untuk menjadi Ibu Kota Indonesia. Selain taman kota, Palangkaraya juga memiliki tugu Soekarno yang menjadi tempat peletakan batu pertama sebagai tanda dari pembangunan Kota Palangkaraya.


Palangkaraya 

SUSUR SUNGAI KAHAYAN



    Salah satu objek wisata yang menjadi andalan di Palangkaraya adalah Sungai Kahayan. Sungai ini adalah salah satu sungai terbesar yang ada di Pulau Borneo. Panjangnya sekitar 250 km dan banyak penduduk yang tinggal di sepanjang sungai ini. Salah satu wisata unik yang tergolong baru khas Palangkaraya yang sedang di gemari saat ini yaitu susur Sungai Kahayan. Anda bisa berwisata susur Sungai Kahayan ini berombongan. Keindahan sungai ini menjadi salah satu objek wisata yang cukup diminati oleh para pelancong. 

    Selama menyusuri sungai, Anda akan disuguhi dengan pemandangan khas hutan-hutan Kalimantan. Di sepanjang perjalanan Anda bisa melihat fauna khas Kalimantan yang tidak bisa ditemukan di tempat lain diantaranya orang utan, uwa-uwa, kera abu-abu dan bekantan. Selain itu, Anda juga bisa mampir ke tempat pemancingan atau situs sejarah dan habitat orang utan di Pulau Kaja. Rute wisata bisa dipilih sendiri sesuai dengan keinginan Anda.


    Untuk menikmati wisata eksotis ini, Anda tidak perlu merogoh kocek dalam karena biayanya sangat terjangkau. Satu paket wisata untuk minimal 10 orang dibrandol dengan harga mulai dari Rp 750.000. Harga tersebut sudah termasuk makanan ringan dan fasilitas kapal wisata yang digunakan untuk menyusuri sungai. Kapal ini terbuat dari kayu besi, memiliki kamar tidur, AC, live music dan tempat bersantai.


    Bagi Anda wisatawan jauh yang ingin menikmati alam khas Kalimantan ini tidak perlu bingung karena Pemerintah Palangkaraya telah berinisiatif membuat buku panduan wisata untuk para wisatawan.

    Anda bisa menghubungi Dinas Pariwisata setempat untuk konfirmasi wisata susur Sungai Kahayan. Untuk menuju dermaga tempat perahu milik Dinas Pariwisata saat Anda sudah tiba di Palangkaraya, Anda bisa naik bis umum atau mobil sewa menuju Kantor DPRD Provinsi Kalteng, letaknya tak jauh dari situ.

 Murung Raya-Kalimantan Tengah

AIR TERJUN TOSAH



    Wisata Air Terjun Tosah terletak di Desa Muara Ja’an, Kecamatan Murung, Kabupaten Murung Raya, Propinsi Kalimantan Tengah. Dengan jarak tempuh sekitar 45 menit dari kota Puruk Cahu. Untuk menuju ke Wisata Air Terjun Tosah, Anda harus melewati Rute jalan ke Muara Teweh. Setelah sampai di simpang 4 ambil jalur kanan menuju Ibukota Palangkaraya lebih kurang 3 kilometer. Kemudian sebelum anda sampai ke jembatan Bakal, anda akan ditemui suatu jalan kecil dan jalan itulah yang nanti nya membawa anda sampai ke Wisata Air Terjun Tosah.

    Tidak ada papan penunjuk jalan untuk menuju ke Air Terjun Tosah, karena tempat wisata yang satu ini belum di kelola dengan baik oleh pemerintah maupun masyarakat sekitar. Namun tempat ini sangat ramai di kunjungi masyarakat sekitar, terlebih pada hari minggu dan hari libur lainnya.

    Air Terjun Tosah memiliki ketinggian sekitar 15 meter dengan alur air terjun terbagi menjadi 3, 2 alur besar dan 1 alur kecil, besarnya debit air akan makin banyak ketika tiba musim hujan. Namun pada musim kemarau Air Terjun Tosah tetap terlihat indah meskipun debit air nya sedikit lebih kecil. Di bawah jatuhnya air terbentuk kolam alami untuk mandi, berenang dan melakukan aktivitas lainnya.


    Air Terjun disini sangat dingin sehingga untuk anda yang tak tahan dengan suhu dingin tidak bisa berlama-lama menikmati sejuk nya Air Terjun Tosah ini. Namun anda tak usah khawatir, karena pemandangan sekitar Air Terjun sangat indah dengan panorama alam nya akan tetap membuat anda betah berlama-lama berada di tempat Wisata Air Terjun Tosah ini.


    Untuk memasuki kawasan Air Terjun Tosah, biayanya sangat murah yakni hanya Rp10.000 per orang. Objek wisata tersebut hanya berjarak kurang lebih 25 kilometer dari pusat kota. Khusus hari libur pengelola juga menyiapkan hiburan musik untuk menghibur pengunjung.


Kalimantan Selatan

Bukit Matang Kaladan


    Objek wisata Matang Kaladan di Kalsel saat ini kian banyak dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara, lantaran menyajikan keindahan pemandangan yang sungguh menakjubkan.

    Matang Kaladan merupakan sebuah gunung yang secara teritorial terletak di Desa Tiwingan Lama, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, yang mulai dikenal dan ramai dikunjungi para pelancong sejak tahun 2015 lalu, setelah foto pemandangan yang sekilas mirip Raja Ampat ini viral di media sosial.Tidak hanya menyajikan keindahan panorama pemandangan dari ketinggian saja, perjalanan untuk mencapai puncak Matang Kaladan juga sangat menantang pendaki.



    Jika berangkat dari Kota Martapura, Ibukota Kabupaten Banjar, wisatawan harus menempuh perjalanan darat sekitar 30 menit menuju dermaga Desa Tiwingan Lama. Akses jalan ke sana, saat ini sudah beraspal mulus dan jalurnya besar. Hal tersebut kian memudahkan wisatawan yang datang menggunakan mobil atau sepeda motor untuk bisa tiba ke dermaga Desa Tiwingan Lama di lokasi Waduk PLTA Riam Kanan. Dari dermaga Desa Tiwingan Lama, barulah rute menantang dimulai. Wisatawan harus mendaki tebing curam dengan menapaki ribuan anak tangga setinggi 400 meter. Warga sekitar biasa menyebutnya dengan perjalanan cinta seribu anak tangga.


    Selama mendaki dengan menapaki ribuan anak tangga dengan waktu tempuh sekitar 30 menit, wisatawan sudah disajikan pemandangan menakjubkan seperti dapat menyaksikan aktivitas ilir mudik perahu motor yang menjadi alat transportasi utama warga sekitar dalam mengarungi Waduk Riam Kanan.


    Ditambah lagi keberadaan keramba apung yang berjejer di atas waduk tersebut, tempat para penduduk setempat menggantungkan hidupnya menjadi petambak ikan air tawar jenis ikan mas dan nila.





    Namun, bagi wisatawan yang malas mendaki anak tangga, di sana juga sudah disiapkan ojek motor. Cukup merogoh kocek Rp 20.000, ojek motor siap mengantar pendatang mencapai puncak Matang Kaladan, tanpa harus merasakan lelah dan meneteskan keringat.

Selasa, 10 November 2020

      Taman Nasional

TANJUNG PUTING


    Bila dibandingkan, Taman Nasional Tanjung Puting memiliki luas yang sama dengan pulau Bali. kawasan Taman Nasional ini pun memiliki berberapa ekosisitem mulai dari hutan hujan tropis hingga hutan mangrove. Hal ini membuat kawasan ini menjadi tempat tinggal dari berbagai satwa.

    Bahkan kawasan ini juga merupakan habitat bagi satwa-satwa endemik serta dilindungi yakni, orang utan, bekantan, lutung merah, beruang, kancil, serta kucing hutan. Selain itu ada juga berbagai jenis burung, berbagai nanalia dan sejumlah tanaman endemik.

    Di sisi lain, area Taman Nasional ini merupakan pusat rehabilitasi orang utan pertama di Indonesia. Awalnya, cagar alam ini ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1937 dengan nama Suaka Marga Satwa Sampit. Tahun 70-an diubah namanya menjadi Suaka Margasatwa Tanjung Puting.


    Dalam penjelajahan Di sepanjang sungai Sekonyer, menyusuri dengan perahu klotok, pengujung disuguhi pemandangan hutan tropis yang teduh. Jika beruntung, akan melihat pemandangan monyet-monyet yang bergelantungan dari satu pohon ke pohon yang lainnya. Namun ingat, saat menyusuri sungai Sekonyer menuju tempat objek wisata di TN Tanjung Puting, kita harus waspada dengan kehadiran buaya di sepanjang sungai.


    Taman Nasional Tanjung Puting berlokasi di Teluk Pulai, Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Kota terdekat adalah kota Pangkalan Bun.

    Taman Nasional Tanjung Puting ternyata merupakan habitat asli bagi orangutan. Pada saat berada di kawasan taman nasional ini, pengunjung bisa menyaksikan kehidupan orangutan mulai dari makannya hingga pola interaksi dengan orangutan lainnya.

    Selain itu, di kawasan ini juga merupakan wilayah konservasi orangutan terbesar di dunia dengan populasi yang mencapai sekitar 40 ribu orangutan. Semua orangutan tersebut tersebar di dalam maupun luar Taman Nasional Tanjung Puting. Tak hanya orangutan, di kawasan ini pengunjung juga bisa menjumpai spesies primata lainnya seperti bekantan dan monyet. Kemudian satwa lainnya yang hidup di area ini ada babi hutan, buaya dan lainnya.


    Bagi wisatawan yang hendak berkunjung ke Taman Nasional Tanjung Puting dapat memulai perjalanan dari Pangkalan Bun. Kemudian lanjutkan perjalanan menuju Kumai dengan waktu perjalanan sekitar 15 menit. Setelah itu pengunjung bisa melanjutkan perjalanan menggunakan kapal tradisional dengan waktu tempuh sekitar 2 jam.

    Tarif masuk kawasan taman nasional tanjung putting, untuk Pengunjung umum pada hari kerja, WNI dokenakan hanya Rp 5.000 saja. Sedangkan untuk WNA karcisnya Rp 150.000. Sedangkan untuk akhir pekan dan hari libur, Wisatawan mancanegara Rp. 225.000 dan WNI Rp 7.500. Khusus bagi anak muda yang menunjukkan Kartu Pelajar atau Kartu mahasiswa Berlaku tarif RP. 0,-.

      Pasir Putih

PANTAI UJUNG PANDARAN


    Pantai Ujung Pandaran merupakam wisata di Palangkaraya yang menawarkan panorama pantai landai dengan pasir putih kecokelatan yang memiliki garis pantai nan panjang. Pantai ini berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Jika dilihat dari kejauhan pantai ini seperti memiliki pagar berupa pepohonan nyiur yang tertata rapi di sepanjang tepi garis pantai. 

    

    Selain memanjakan wisatawan dengan panorama alam yang cantik, Pantai Ujung Pandaran juga menyediakan berbagai macam permainan air yang menantang adrenalin. Mulai dari permainan kelompok berupa banana boat dan donut boat atau permainan individu berupa jet ski ada di sini. 


    Di sekitar pantai banyak ditemukan kayu-kayu besar yang berserakan. Kayu-kayu tersebut adalah kayu-kayu yang dibawa oleh ombak besar hingga bibir pantai. Penduduk di sekitar pantai sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Anda bisa mengamati aktivitas nelayan yang sedang mencari ikan menggunakan perahu. Di sana para penduduk juga banyak yang membuat ikan asin, maka tak heran bila semerbak bau khas ikan asin menyambut Anda saat Anda berkunjung ke sana.

    Dikawasan Pantai Ujung Pandaran ini Anda dapat menyaksikan juga ritual adat Simah Laut oleh masyarakat nelayan setempat secara turun temurun. Simah Laut adalah ritual tolak bala yang dilakukan oleh para nelayan Ujung Pandaran sebelum memulai pelayaran ke laut untuk mencari ikan. Ritual tahunan ini dilakukan setiap tanggal 10 bulan Syawal, atau sepuluh hari setelah Hari Raya Idulfitri. Para nelayan tersebut akan bergotong royong membersihkan pantai sebelum acara ritual dimulai, kemudian berbagai sesaji akan dilarung ke tengah laut. Mereka mempercayai dengan adanya ritual ini akan mendatangkan keselamatan dan limpahan rejeki selama melaut.



    Ketika senja tiba, Pantai Ujung Pandaran menawarkan pemandangan yang sangat indah, yaitu sunset atau matahari terbenam. Anda bisa menikmati sunset Pantai Ujung Pandaran sembari duduk santai di saung-saung yang ada di sekitar area pantai.


  Pangkalan Bun

ISTANA KUNING


    Saat mendengar nama Istana Kuning, kemungkinan besar akan terbayangkan sebuah bangunan megah berwarna kuning. Berbeda dengan Istana Maimun di Kota Medan yang juga dikenal sebagai Istana Kuning karena arsitekturnya dominan berwarna kuning, Istana Kuning yang satu ini tidaklah berwarna kuning kecuali pada gerbangnya saja. Istana Kuning yang dimaksud adalah sebuah bangunan indah warisan Kerajaan Kutaringin. Istana ini berada tepat di jantung Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

     Penamaan Istana Kuning sendiri bukan tanpa alasan. Ternyata, warna kuning adalah warna keramat bagi masyarakat Kotawaringin. Keberadaan Istana Kuning telah menjadi salah satu suguhan wisata daerah yang istimewa. Istana ini didirikan pangeran ke-9 dari Kerajaan Kutaringin, yaitu Imanudin yang menjabat pada 1811-1841. Konon, Istana Kuning sebenarnya adalah istana kedua yang dibangun di Kalimantan Tengah setelah Istana Al Mursari di Kotawaringin Lama. Istana ini merupakan kebanggaan sejarah dan budaya kerajaan Islam di Kalimantan Tengah.


    Bangunannya serupa rumah panggung yang megah meskipun terbuat dari kayu ulin. Kayu khas Kalimantan ini terkenal karena kekuatannya. warnanya dibiarkan kecokletan alami tanpa dicat. Bangunan asli istana merupakan perpaduan berbagai kebudayaan seperti Melayu, China, dan Dayak. Masuknya unsur China dikarenakan salah satu istri sang pendiri istana tersebut, Sultan IX PR Muhammad Imanudin berasal dari China. Nampak tangga-tangga yang jenjang akan mengantar langkah pengunjung ke pintu masuk istana ini.

    Istana berbentuk rumah panggung yang dibangun seluruhnya dari kayu ini pernah terbakar pada tahun 1986. Kebakaran tersebut kabarnya dilakukan oleh seorang wanita yang hilang akal bernama Draya. Peristiwa tersebut menghanguskan seluruh bangunan Istana Kuning berikut isinya. Pemugaran baru dilakukan pada 2000 namun tentu bangunannya sudah tidak sama seperti dulu. Istana tua ini mulai difungsikan untuk kegiatan pariwisata dan perkantoran dengan tujuan mengakrabkan istana dengan masyarakat setempat.

    Di dalam istana, hampir tak ada isinya. Ukuran bangunannya yang besar dan luas, kian menambah kesan kosong Istana Kuning. Namun, Anda bisa melihat jajaran lukisan raja-raja terdahulu yang berderet rapi di salah satu pojok ruangan. Terdapat pula kereta kuda yang biasa digunakan keluarga kerajaan zaman dulu untuk berkeliling. Lemari kaca di salah satu sisi ruangan menampilkan beberapa peninggalan kerajaan, namun beberapa di antaranya adalah barang duplikat lantaran yang asli sudah tidak dimiliki keluarga kerajaan. Misalnya saja ada cermin kuno, guci-guci, dan piring porselen.

    Saat berwisata ke sini, Anda akan dipandu langsung oleh kerabat keturunan kerajaan yang tinggal di wilayah bagian belakang istana. Keluarga kerajaan akan membantu Anda layaknya pemandu wisata. Mereka akan membagi informasi mengenai sejarah Istana Kuning dan kisah masa lalu Kerajaan Kutaringin. Satu hal yang harus diperhatikan saat berkunjung ke Istana Kuning, Anda diwajibkan mengenakan pakaian yang sopan dan tertutup. Pengunjung juga dilarang keras merokok selama berada di area istana ini, karena istana terbuat dari bahan yang mudah terbakar.



    Di Pangkalan Bun terdapat Bandar Udara Iskandar yang melayani penerbangan dari Semarang, Jakarta, Ketapang, dan Pontianak. Dari airport ke pusat kota Anda perlu menempuh perjalanan sejauh 10 KM. Bagi Anda yang berasal dari Surabaya dan Semarang, terdapat jalur transportasi laut di Kumai. Transportasi laut dari Tanjung Mas Semarang dan Tanjung Perak Surabaya dilayani oleh Pelni dan Perusahan Pelayaran Swasta, seperti PT Dharma Lautan Utama dan PT Prima Vista. Pangkalan Bun mempunyai beberapa hotel dan wisma yang dapat disesuakan dengan budget Anda.