Selasa, 10 November 2020

 Bukit Tangkiling, Palangkaraya

Spot Terbaik Menikmati Keindahan Alam



    Bukit Tangkiling ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata terpadu unggulan. Selain panorama alam, disini pengunjung juga bisa melihat beberapa jenis satwa, melakukan wisata religi, dan menikmati kegiatan outbound. Untuk mencapai titik pemandangan terindah di Bukit Tangkiling dengan ketinggian sekitar 500mdpl. Namun segala rasa lelah pun segera terbayar ketika sampai di puncak.


    Hamparan hijau dari pepohonan menyambut setiba di puncak Bukit Tangkiling. Dari tempat yang termasuk Taman Wisata Alam (TWA) Bukit Tangkiling itu, bisa tampak ikon Palangkaraya, yakni Jembatan Kahayan, berwarna jingga. Di sisi lain terlihat Bukit Baranahu, Kalalawit, Tabala, Tunggal, Bulan, Buhis, Lisin, dan Liau yang masih termasuk kawasan TWA Bukit Tangkiling. Pengunjung bisa naik sebongkah batu besar yang berada di puncak Bukit Tangkiling. Di Sana, Seantero Palangkaraya bisa dilihat dengan leluasa.

Legenda Bukit Tangkiling

    Alkisah tersebutlah pemuda bernama Tangkiling, seorang saudagar kaya dengan kapal yang kerap melanglang buana. Suatu hari, singgahlah ia di pelabuhan dan turun dari kapal untuk berjalan-jalan. Tangkiling kemudian bertemu perempuan dan terpesona. Demikian pula si perempuan yang bernama Bawi Kuwu itu tertarik dengan kegagahan Tangkiling. Tidak lama perlu bagi mereka memutuskan untuk menikah. Pesta pernikahan megah digelar dan Tangkiling menikmati masa-masa indah bersama pasangannya. Lebih kurang tiga bulan setelah pernikahan, Bawi Kuwu mencari mencari kutu di kepala Tangkiling.

    Ketika menyibak rambut yang lebat, sadarlah Bawi Kuwu bahwa Tangkiling adalah anaknya. Tangkiling pun teringat kejadian 35 tahun lalu. Saat itu, Tangkiling kecil yang lapar merintih-rintih meminta kepada ibunya, Bawi Kuwu. Rengekan Tangkiling yang tak henti membuat Bawi Kuwu hilang kesabaran. Dipukulnya kepala Tangkiling hingga terluka. Bocah itu menangis menjerit-jerit kesakitan dan berlari terus hingga pelabuhan. Seorang saudagar yang merasa iba kemudian mengajak Tangkiling naik ke kapalnya. Keberuntungan Tangkiling berlanjut. Ia diangkat sebagai anak dan punya kapal besar. Singkat cerita, cinta terlarang itu dikutuk para dewa, sehingga Tangkiling berubah ujud menjadi batu, termasuk kapalnya. Kapal yang menjadi Batu Banama kini bertengger di Bukit Tangkiling.

    Lokasi Bukit Tangkiling berada di Jl. Tjilik Riwut Km 32 arah luar kota, Palangka Raya. Bukit Tangkiling terletak tidak jauh dari jalan raya yang menghubungkan Kota Palangka Raya dengan Kasongan, ibukota Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.

    Tidak ada ketentuan jam buka dan tutup bukit Tangkiling. Namun demikian waktu kunjungan terbaik perbukitan ii adalah mulai jam 07.00 sampai jam 18.00.

    Untuk memasuki kawasan taman wisata alam Bukit Tangkiling tidak ada pungutan uang tiket. Pengunjung hanya dikenakan biaya parkir sebesar Rp. 2.000, - untuk kendaraan roda dua, dan Rp. 5.000, - untuk kendaraan roda empat.


0 komentar:

Posting Komentar